Kamis, 29 Maret 2012

cekaman,salinitas (fisiologi tumbuhan)

Salinitas merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yang merupakan masalah serius di berbagai bidang dunia menyebabkan kerugian yang cukup besar dalam produksi pertanian (Bray et al, 2000;. Shao et al, 2008;. Wu et al, 2007.). Tanah salinitas yang dihasilkan dari proses alami atau dari irigasi tanaman dengan air garam, terjadi di daerah kering dan semi-kering banyak dunia (Lauchli dan Epstein, 1990). Di Mesir, garam air digunakan untuk irigasi di beberapa daerah. Pada saat yang sama, di bawah kondisi iklim kering yang berlaku di Mesir dan terkait dengan praktek-praktek irigasi abadi, sistem drainase yang tidak sempurna, berkesinambungan peningkatan air-tabel tingkat dan tingkat salinitas yang relatif tinggi sumber air khususnya di tanah reklamasi baru, salinisasi tanah Mesir dengan cepat akan menjadi akut masalah(Effect of water stress and potassium humate on the productivity of oregano plant using saline and fresh water irrigation. H.A.H. Said-Al Ahl* and  M.S. Hussein Department of Cultivation and Production of Medicinal and Aromatic Plants, National Research Centre, Dokki, Giza, Egypt. Ozean Journal of Applied Sciences 3(1), 2010.
                Mendefinisikan istilah stres dalam fisiologi tanaman sangat penting terutama karena interaksi yang kompleks antara tanaman dan lingkungan. Stres digunakan dalam
sangat umum rasa untuk menunjukkan sebuah lingkungan yang merugikan kondisi yang menghambat tanaman dari fungsi normal. Tekanan lingkungan merupakan faktor yang paling membatasi untuk produktivitas pertanian. Selain stres biotik disebabkan oleh patogen tanaman, ada sejumlah abiotik menekankan seperti ekstrem suhu, salinitas kekeringan,, logam berat dan radiasi dan semua memiliki efek merugikan terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil. Untuk bertahan dalam kondisi seperti itu, tanaman memiliki
berevolusi mekanisme rumit untuk memahami sinyal eksternal, memungkinkan respon yang optimal terhadap kondisi lingkungan. Banyak phytohormones seperti asam salisilat (SA), jasmonic acid (JA), ethylene (ET), dan asam absisat (ABA) mengatur tanggapan pelindung tanaman terhadap baik biotik dan abiotik tekanan melalui sinergis dan tindakan antagonistik disebut sebagai sinyal crosstalk. Selain itu, generasi spesies oksigen reaktif (ROS) telah diusulkan sebagai proses kunci dibagi antara biotik dan abiotik stres tanggapan. Biotik dan abiotik tekanan mengatur ekspresi yang berbeda tetapi tumpang tindih suite gen(Plant Stress Gene Database: A Collection of Plant Genes Responding to Stress Condition Ratna Prabha 1,2, Indira Ghosh 3  , Dhananjaya P. Singh
4. VOL. 1, NO. 1, November 2011 ISSN XXXX-XXXX ARPN Journal of Science and Technology ©2011-2012 ARPN Journals. All rights reserved.)
      Stres garam merupakan faktor lingkungan utama yang membatasi tanaman pertumbuhan dan produktivitas (Boyer, 1982; Pitman dan Läuchli, 2002). Penurunan pertumbuhan tanaman dalam kondisi stres garam sering terkait dengan penurunan aktivitas fotosintesis dan sering terjadi pada banyak tanaman (Munns et al, 2006;.. Chaves et al, 2009). Penurunan aktivitas fotosintesis yang biasa terlihat di bawah stres garam mungkin karena keterbatasan dalam elektron fotosintetik transportasi dan penutupan stomata sebagian(Journal of Plant Physiology 167 Tao Zhang,  (2010) 951–958 Contents lists available at ScienceDirect Journal of Plant Physiology j o u r n a l  h o m e p a g e : w w w . e l s e v i e r . d e / j p l p h Salt stress induces a decrease in excitation energy transfer from phycobilisomes to photosystem II but an increase to photosystem I in the cyanobacterium Spirulina platensis).